BAB I
PENDAHULUAN
Begadang adalah perkataan yang digunakan
untuk mendefinisikan kebiasaan seseorang yang tidak tidur sampai larut malam
atau bahkan terjaga sepanjang malam. Banyak orang yang memiliki hobi begadang,
baik itu sekedar begadang atau memang mempunyai pekerjaan di malam hari
sehingga harus begadang.
Begadang memang kadang mengasikkan bagi
sebagian orang. Namun ketahuilah bahwa keseringan melakukan aktivitas begadang
ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan. Adapun bahaya begadang bagi kesehatan
yang dibahas disini adalah mengenai aktivitas begadang yang dapat memicu
terjadinya Penyakit Jantung dan Stroke.
Seperti yang diutarakan oleh para pakar
penyakit jantung yang telah memperingatkan, tren membakar lilin di akhir hari
menjelang tidur menyebabkan "bom waktu" masalah kesehatan. Dalam
artian, begadang tetap membawa pengaruh buruk. Tuntutan pekerjaan dan keluarga
nyaris tidak berhenti dari sebelum fajar hingga tengah malam. Kalau Anda tidak
mahir mengatur waktu tidur, akibatnya bisa memicu penyakit jantung dan stroke.
Demikian seperti ditemukan para ilmuwan di Warwick University. Mereka
menemukan, tidur malam kurang dari 6 jam meningkatkan risiko kematian akibat
penyakit jantung sekira hampir 50 persen, dan meningkatkan risiko kematian
akibat stroke sebesar 15 persen. Kesimpulan didapat setelah para peneliti
mengamati 470.000 orang dari delapan negara selama 25 tahun. "Kecenderungan
untuk begadang dan bangun pagi sebenarnya merupakan bom waktu bagi kesehatan
kita. Anda perlu bertindak sekarang untuk mengurangi risiko terkena penyakit
jantung dan stroke yang mengancam jiwa," imbuhnya. "Ada banyak alasan
mengapa masalah kurang tidur semakin banyak. Kemudahan akses internet, semakin
banyak saluran televisi, khawatir soal uang, dan jam kerja bisa mengalihkan
perhatian kita dari tidur,” timpal Ellen Mason, perawat jantung senior di
British Heart Foundation.
BAB II
PEMBAHASAN
10 Resiko dan Kerugian Akibat Sering
Begadang/Kurang Tidur. Tidak usah berbasa-basi, saya hanya sekedar
membagi-bagikan info Resiko Jika sering Begadang dimalam hari ini. Berikut 10
Resiko dan Kerugian Akibat Sering Begadang/Kurang Tidur :
1. Kecelakaan
Kurang tidur adalah salah satu faktor
bencana terbesar dalam sejarah selain kecelakaan nuklir di Three Mile Island
tahun 1979, tumpahan minyak terbesar Exxon Valdez, krisis nuklir di Chernobyl
1986, dan lain-lain. Terdengar berlebihan, tapi Anda harus sadari kurang tidur
juga berdampak pada keselamatan Anda setiap hari di jalan. Mengantuk dapat
memperlambat waktu anda mengemudi setara ketika anda mabuk saat menyetir.
Sebuah penelitian yang dilakukan Lembaga
Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika memperkirakan bahwa
kelelahan merupakan penyebab 100.000 kecelakaan mobil dan 1.500 kematian
terjadi selama setahun di AS. Di mana korbannya orang di bawah umur 25 tahun. Studi
yang sama menunjukkan, jika Anda kurang tidur atau memiliki kualitas tidur yang
rendah dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera saat bekerja. Dalam sebuah
penelitian, pekerja yang mengeluh mengantuk berlebihan di siang hari rentan
terluka saat bekerja dan secara terus menerus mengalami kecelakaan yang sama
saat berkerja.
2. Konsentrasi menurun
Tidur yang baik memainkan peran penting
dalam berpikir dan belajar. Kurang tidur dapat mempengaruhi banyak hal.
Pertama, mengganggu kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan masalah.
Hal ini membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien. Kedua, siklus tidur
pada malam hari berperan dalam “menguatkan” memori dalam pikiran. Jika Anda
tidak cukup tidur, Anda tidak akan mampu mengingat apa yang Anda pelajari dan
alami selama seharian.
3. Masalah kesehatan serius
Gangguan
tidur dan kurang tidur tahap kronis dapat membawa Anda pada risiko :
§ Penyakit jantung
§ Serangan jantung
§ Gagal jantung
§ Detak jantung tidak teratur
§ Tekanan darah tinggi
§ Stroke
§ Diabetes
Menurut beberapa penelitian, 90 persen
penderita insomnia- gangguan tidur yang ditandai dengan sulit tidur dan tetap
terjaga sepanjang malam – juga mengalami risiko kesehatan serupa.
4. Gairah seks menurun
Para ahli melaporkan, kurang tidur pada
pria dan wanita menurunkan tingkat libido dan dorongan melakukan hubungan
seksual. Hal ini dikarenakan energi terkuras, mengantuk, dan tensi yang
meningkat. Bagi pria yang mengidap sleep apnea- masalah pernapasan yang
mengganggu saat tidur, menyebabkan gairah seksual melempem. Sebuah studi yang
diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 2002
menunjukkan, hampir semua orang yang menderita sleep apnea memiliki kadar
testosteron yang rendah. Dan hampir setengah dari orang yang menderita sleep
apnea parah memiliki tingkat testosteron yang rendah pada malam hari.
5. Menyebabkan depresi
Dalam studi tahun 1997, peneliti dari
Universitas Pennsylvania melaporkan orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam
per hari selama tujuh hari menyebabkan stres, marah, sedih, dan kelelahan
mental. Selain itu, kurang tidur dan gangguan tidur dapat menyebabkan gejala
depresi. Gangguan tidur yang paling umum, yaitu insomnia yang memiliki kaitan
kuat dengan depresi. Dalam studi tahun 2007 melibatkan 10.000 orang, terungkap
bahwa pengidap insomnia 5 kali lebih rentan depresi. Bahkan, insomnia sering
menjadi salah satu gejala pertama depresi.
Insomnia dan tidak nafsu makan akibat
depresi saling berhubungan. Kurang tidur memperparah gejala depresi dan depresi
membuat anda lebih sulit tidur. Sisi positifnya, pola tidur yang baik dapat
membantu mengobati depresi.
6. Memengaruhi kesehatan kulit
Kebanyakan orang mengalami kulit pucat
dan mata bengkak setelah beberapa malam kurang tidur. Keadaaan tersebut benar
karena kurang tidur yang kronis dapat mengakibatkan kulit kusam, garis-garis
halus pada wajah dan lingkaran hitam di bawah mata. Bila Anda tidak mendapatkan
cukup tidur, tubuh Anda melepaskan lebih banyak hormon stres atau kortisol.
Dalam jumlah yang berlebihan, kortisol dapat memecah kolagen kulit, atau
protein yang membuat kulit tetap halus dan elastis.
Kurang tidur juga dapat menyebabkan
tubuh lebih sedikit mengeluarkan hormon pertumbuhan. Ketika kita masih muda,
hormon pertumbuhan manusia mendorong pertumbuhan. Dalam hal ini membantu
meningkatkan massa otot, menebalkan kulit, dan memperkuat tulang. “Ini terjadi
saat tubuh sedang tidur nyenyak- yang kami sebut tidur gelombang lambat (SWS) –
hormon pertumbuhan dilepaskan,” kata Phil Gehrman, PhD, CBSM, Asisten Profesor
Psikiatri dan Direktur Klinis dari Program Behavioral Sleep Medicine
Universitas Pennsylvania, Philadelphia.
7.
Pelupa
Tidak ingin lupa dengan kenangan terbaik
dalam hidup Anda? Cobalah perbanyak tidur. Pada tahun 2009, peneliti dari
Amerika dan Perancis menemukkan bahwa peristiwa otak yang disebut ““sharp wave
ripples” bertanggung jawab menguatkan memori pada otak. Peristiwa ini juga
mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di otak, dimana kenangan
jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan terjadi pada saat tidur.
8. Tubuh jadi melar
Jika Anda mengabaikan efek kurang tidur,
bersiaplah dengan ancaman kelebihan berat badan. Kurang tidur berhubungan
dengan peningkatan rasa lapar dan nafsu makan, dan kemungkinan bisa menjadi
obesitas. Menurut sebuah studi tahun 2004, orang-orang yang tidur kurang dari
enam jam sehari, hampir 30 persen cenderung menjadi lebih gemuk daripada mereka
yang tidur tujuh sampai sembilan jam sehari.
Penelitian terakhir terfokus pada
hubungan antara tidur dan peptida yang mengatur nafsu makan. Ghrelin merangsang
rasa lapar dan leptin memberi sinyal kenyang ke otak dan merangsang nafsu
makan. Waktu tidur singkat dikaitkan dengan penurunan leptin dan peningkatan
dalam ghrelin.
Kurang tidur tak hanya merangsang nafsu
makan. Hal ini juga merangsang hasrat menyantap makanan berlemak dan makanan
tinggi karbohidrat. Riset yang tengah berlangsung meneliti apakah tidur yang
layak harus menjadi bagian standar dari program penurunan berat badan.
9.
Meningkatkan Risiko
Kematian
Dalam penelitian Whitehall ke-2,
peneliti Inggris menemukkan bagaimana pola tidur mempengaruhi angka kematian
lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris selama dua dekade. Berdasarkan hasil
penelitian yang dipublikasikan pada 2007, mereka yang telah tidur kurang dari
5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian akibat berbagai faktor.
Bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat penyakit
kardiovaskuler.
10. Merusak Penilaian Terutama Tentang Tidur
Kurang tidur dapat memengaruhi penafsiran
tentang peristiwa. Keadaan tubuh yang lemas membuat kita tidak bisa menilai
situasi secara akurat dan bijaksana. Anda yang kurang tidur sangat rentan
terhadap penilaian buruk ketika sampai pada saat menilai apa yang kurang
terhadap sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA
nice info
BalasHapus